Berikut ini adalah sharing dari mas Aris
Hey, guys!
Udah lama juga nih nggak nulis Buku Harian. Hehehe. Karena hampir 2 minggu ini saya lagi fokus menulis ulang Autoresponder Sequence, yang saya gunakan untuk Sales Funnel di bisnis saya.
Kali ini saya mau sharing sesuatu, yang saya sebenarnya nggak tahu apakah info ini akan berguna buat teman-teman atau tidak.
Tapi akan tetap saya tulis, karena seperti kata Mas Fikry, saya sedang berlatih meng-clear-kan pikiran dan artikulasi saya. Hehehe.
Btw, gimana kabar List Building-nya?
Sudah dapat berapa ribu kontak?
Udah mulai ngerasain susahnya ngumpulin kontak email? Hehehe.
Apa lagi kalo Niche kita bukan "Make Money Online". Seperti produk-produk herbal, home industry, training, konsultan, dan produk-produk yang perlu edukasi.
Wuih… Perlu perjuangan untuk nyampe ke level 1000 kontak email. #TrueStory
Padalah kalo teman-teman mau tahu, sebenarnya nggak perlu List yang besar untuk bisa punya bisnis online yang profitable. Asal kita tahu caranya, dan kita punya strategi yang tepat.
List saya sendiri belum sampai 1000 orang loh. Tapi List yang kecil ini mampu menghasilkan antara 5juta sampai 15juta per bulan. Not bad lah untuk bisnis sampingan.
(Duit segitu lumayan buat bantu-bantu bayar cicilan rumah atau cicilan mobil. )
Koq bisa? Bukannya List kita harus besar dulu (seperti punya Mas Fikry yang sampai ratusan ribu kontak email), supaya kita bisa “hidup layak” dari bisnis online kita?
Nope. Nggak juga. List yang kecil juga bisa profitable koq. Nggak perlu nunggu sampe punya ribuan kontak email. Even yang List-nya baru ratusan orang juga bisa koq. Saya sudah buktikan sendiri!
Koq bisa? Gimana caranya?
P.S :
Tulisan saya split karena terlalu panjang. Lanjutannya, di post kedua.
Strategi ini cocok untuk teman-teman yang bergerak di bidang edukasi, konsultan, training, MLM atau produk-produk fisik yang perlu edukasi. Artinya, calon customer perlu dididik untuk memahami kegunaan produk kita.
Strategi ini sebenarnya juga dapat digunakan untuk produk-produk umum seperti Aksesoris, Fashion, Perlengkapan rumah tangga, dsb. Meskipun menurut saya agak berlebihan. Karena produk-produk kayak gitu kan orang udah pada ngerti. Nggak perlu edukasi juga bisa laku koq.
(Ngapain susah-susah bikin Sales Funnel. Dijual di Status Facebook juga banyak yang beli. Hehehe. )
Oke, gampangnya begini… bayangkan sebuah corong. Iya, corong yang biasa digunakan Ibu kita di dapur itu loh. Yang dipakai untuk memasukkan cairan (minyak, kecap, dsb) ke botol, supaya nggak tumpah kemana-mana.
Nah, sekarang bayangkan bisnis kita ya seperti corong tersebut. Seperti segitiga terbalik. Lalu kita bagi segitiga tersebut dalam beberapa level.
Inilah Sales Funnel kita!
Tiap Sales Funnel terdiri dari beberapa level…
Level yang paling atas, diisi oleh orang-orang yang mampir ke Blog kita.
Mereka ini orang-orang yang mungkin meng-klik iklan FB kita, link di tweet kita, atau yang datang dari hasil pencarian Google.
Ketika orang bicara soal traffic, mereka bicara soal bagaimana mendatangkan orang di level ini.
Level yang kedua, diisi oleh orang-orang yang join di List kita.
Kalau teman-teman tahu Kang Dewa E. Prayoga, beliau mengibaratkan orang-orang yang ada di level ini seperti ikan-ikan yang ada di kolam kita sendiri.
Mereka ini orang-orang yang sudah menyatakan tertarik dengan jualan kita. Tapi mereka belum mau beli. Mereka cuma mau tahu lebih dalam tentang produk kita.
Orang-orang yang ada di level ini lebih sedikit daripada orang-orang yang di level paling atas. Dan biasanya mereka masuk ke level ini karena diiming-imingi Produk Penetrasi gratisan.
(Ingat, bentuk Sales Funnel adalah segitiga terbalik. Sehingga semakin ke bawah, semakin dalam levelnya, orangnya semakin sedikit)
Conversion Masterplan adalah tentang bagaimana "memindahkan" orang, supaya mereka mau bergerak dari Level yang paling atas, ke level yang kedua ini.
Level yang ketiga, diisi oleh orang-orang yang sudah beli Produk Penetrasi kita yang murah.
Level ini adalah orang-orang yang sudah punya trust kepada kita.
Tahu dari mana? Ya karena mereka sudah transfer duit. Hehehe. Di dunia online, uang adalah simbol trust (kepercayaan). Jadi kalo orang itu sudah transfer duit ke kita, berarti sudah ada trust.
Jumlah uangnya tidak masalah. Bahkan hanya transfer Rp.10ribu saja, itu artinya orang sudah percaya. Meski Rp.10ribu bukan uang besar.
Kalo orang nggak punya trust, nggak bakal dia mau transfer, meskipun itu duit kecil.
Makanya Produk Penetrasi di level ini jangan terlalu mahal. Yang penting bukan uangnya. Yang penting mereka sudah menaruh trust ke kita, dan mereka sudah merasakan bahwa kita mampu menjaga trust mereka.
Level selanjutnya, level keempat, lebih ke bawah lagi, diisi oleh orang-orang yang membeli produk yang lebih mahal.
Mereka sudah teredukasi dengan baik. Sehingga mereka tahu persis kegunaan produk kita dan kenapa mereka harus beli produk itu.
Jumlah mereka lebih sedikit lagi. Tapi tingkat trust mereka juga lebih besar. Karena mereka sudah merasakan bahwa kita adalah seller yang amanah, sehingga mereka tidak ragu untuk mentransfer uang yang lebih besar, dan membeli produk yang lebih mahal.
Level selanjutnya, level kelima, lebih ke bawah lagi, orangnya lebih sedikit lagi. Tapi duit yang mereka transfer juga lebih gede.
Mulai dari level ini dan seterusnya, produknya akan lebih mahal dan semakin mahal. Dan orang-orang yang beli juga semakin sedikit. Tapi trust mereka jauh, jauh lebih besar.
Orang-orang yang ada di level ini sudah hampir seperti fans. Seperti fans yang naksir berat sama idolanya. Sampai harga tiket konser semahal apa pun pasti dibeli. Hehehe.
Nah, level yang ada di Sales Funnel kita bisa nggak terbatas. Tergantung seberapa niatnya kita membuat paket-paket produk, dan seberapa dalam solusi yang mau kita berikan ke market kita.
Bisnis saya sendiri sebenarnya baru sampai di Level 5. Dan tahun ini rencananya mau menambah Level 6 dan 7. Dimana harganya akan mencapai belasan juta per produk. Sehingga yang beli sudah pasti yang nge-fans sama saya. Hehehe
Strategi ini berhasil, karena meskipun jumlah orang yang ada di List kita kecil, tapi banyak diantara mereka yang membeli beberapa produk. Dari yang paling murah sampai yang paling mahal.
Jadi sebenarnya kita menjual produk yang berbeda-beda ke orang yang itu-itu juga. Dan mereka akan membeli dengan senang hati. Karena sudah tahu produk-produk kita bermanfaat.
Point utama dari strategi Sales Funnel adalah kedekatan dan edukasi.
Semakin dekat hubungan kita dengan orang-orang yang ada di List kita, maka trust-nya akan semakin besar. Semakin banyak edukasi yang kita berikan, trust-nya juga akan semakin besar.
Apa lagi kalau edukasi yang kita berikan terbukti bisa memberikan manfaat dan menyelesaikan problem mereka.
Strategi Sales Funnel ini paling efektif kalau kita menggunakan Autoresponder untuk melakukan edukasi. Dan menggerakkan mereka dari satu level ke level selanjutnya yang lebih dalam.
Melalui edukasi inilah kita membangun trust, menyelesaikan masalah dan merubah status mereka dari kenalan menjadi fans.
Dan sampai saat ini, saya belum tahu ada yang lebih powerful dari Email Marketing, untuk kita menjalankan strategi Sales Funnel. Yes. Tools yang kita semua udah punya: Kirim.Email!
Dan kalau Anda belum sadar, inilah yang dilakukan oleh Mas Fikry ke kita.
Coba ingat-ingat kembali “perjalanan” kita selama ini. Mulai dari kita pertama kali mendengar nama “Fikry Fatullah”. Gimana ceritanya sampai kita semua sampe bisa join dan ngumpul semua di forum ini. Hehehe.
We are in his Sales Funnel!
It’s a long-term game. Strategi ini bukan untuk pebisnis online yang "rabun jauh". Yang cuma bisa melihat gimana bisnisnya hari ini dan besok. Yang pingin hasil cepat.
Karena Sales Funnel tidak dapat dieksekusi dan langsung terlihat hasilnya dalam satu dua minggu. Perlu waktu untuk merencanakan, membangun dan mengisi Sales Funnel kita.
Pertama, kita perlu menciptakan beberapa produk. Mulai dari produk penetrasi gratisan, produk penetrasi yang murah, produk yang agak mahal, dan produk yang lebih mahal lagi.
Ingat, strategi ini bisa berhasil di List yang kecil, karena kita menjual beberapa produk ke orang yang itu-itu juga.
Kedua, kita perlu merencanakan dan menciptakan materi edukasi kita ke calon customer (Autoresponder Sequence). Kalau kita nggak melakukan edukasi, mereka nggak akan tahu kegunaan produk A, B dan C. Setelah mereka tahu dan paham, baru mereka mau beli.
Ketiga, kita perlu menjalankan strategi untuk mengisi Sales Funnel kita ini. Kita harus mendatangkan Traffic, membuat mereka join di List kita, baru kemudian kita bisa melakukan edukasi.
Makanya strategi Sales Funnel ini lebih cocok untuk teman-teman yang bergerak di bidang edukasi, training, konsultan, MLM atau produk-produk yang perlu edukasi.
(Supaya sebanding antara capek dan hasilnya. Hehehe)
Kalau ada diantara teman-teman yang bisnisnya seperti itu, maka mulailah melihat bisnis kita secara jangka panjang, dalam perspektif yang lebih luas. Perspektif Sales Funnel. Dengan begitu, barulah kita bisa mulai membangun bisnis secara lebih strategis.
Wah, Kayaknya Berat ya Menjalankan Strategi Ini…
Untungnya, Sales Funnel bisa dibangun setahap demi setahap. Nggak perlu dibangun semuanya sekaligus. Nggak perlu dibangun semua 5 level sekaligus.
Saya sendiri waktu baru mulai, cuma punya 2 level. Yup. Dari awalnya cuma punya blog dan Produk Penetrasi Gratisan. Yang penting punya kolam dulu. Punya List dulu.
Saya bikin level 3 waktu List saya 100an kontak.
Tambah level 4 waktu List-nya sudah berkembang di angka 200an kontak.
Dan level 5 baru ada setelah anggota List 500an orang.
Dan sampai sekarang, List saya baru 800an orang.
(Gue belum lulus Conversion Masterplan, cuy! Hahaha)
Yes. Profit puluhan juta itu datang dari List yang super duper kecil ini. My Raving Fans!
Dengan List segitu kecil aja sudah bisa dapat profit yang lumayan. Gimana kalau List saya nanti mencapai angka ribuan orang? Pasti hasilnya akan lebih luar biasa lagi.
Nah, inilah kekuatan dari membangun bisnis secara strategis.
Bagaimana cara merencanakan Sales Funnel?
Produk-produk macam apa yang efektif untuk setiap level?
Bagaimana merancang materi edukasi yang baik dan "menjual"?
Gimana kalo kita nggak tahu mau nulis apa di Autoresponder Sequence?
Kalau kita cuma punya produk yang mahal, gimana cara bikin Sales Funnel-nya?
Kalau kita cuma punya produk yang murah, gimana cara bikin Sales Funnel-nya?
Hehehe. Jangan tanya saya. Tanya Mas Fikry tuh. Yang Proof in Action-nya sudah kita lihat sama-sama.
Jual webinar 97ribu, laris!
Jual buku harga 200an ribu, banyak yang beli!
Jual tools 400an ribu, laris juga!
Jual tiket “konser” (gathering/workshop/seminar) yang harga jutaan rupiah, ruangannya aja sampe nggak muat nampung peserta!
Hehehe.
Btw, thanks banget ya udah baca sampai ke bawah…
I really appreciate your time and attention.
Ariz